Ini Tiga Kunci Cegah Swa-Radikalisasi

Breaking News145 Views


loading…

Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail. FOTO/IST

JAKARTA – Radikalisme dan terorisme adalah ancaman yang terus mengintai, terutama bagi generasi muda yang rentan terhadap pengaruh ideologi ekstrem. Dari penangkapan terduga teroris di Kota Batu, Jawa Timur berinisial HOK yang akan melakukan aksi terornya, diketahui bahwa proses radikalisasi pada generasi muda bisa terjadi dengan relatif cepat dan tanpa diketahui oleh lingkungan sekitarnya.Pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail mengungkapkan, upaya menjaga generasi muda dari swa-radikalisasi memerlukan pendekatan yang komprehensif dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.

“Sebagai upaya pencegahan terhadap swa-radikalisasi di kalangan generasi muda, diperlukan peran keluarga yang proaktif dalam menanamkan literasi digital yang baik. Selain itu, sebaran narasi positif yang konsisten dan penegakan hukum yang tegas menjadi faktor pendukung dalam membentuk generasi muda yang resisten terhadap ideologi transnasional,” kata Noor Huda Kamis (8/8/2024).

Ia menjelaskan, gejala terpaparnya seseorang atau kelompok tertentu, bisa dikenali dengan menyoroti tiga aspek atau juga dikenal dengan konsep 3N, needs, network, dan narration. “Needs. Mungkin si individu yang terpapar ini sedang galau, mencari identitas, ataupun punya keinginan untuk dihormati. Pemenuhan kebutuhan emosional ini bisa jadi salah satu pintu masuknya seseorang terhadap kelompok radikal,” kata Noor Huda.

“Network. Model dan jangkauan jaringan ideologi transnasional semakin meluas. Kalau masa lalu itu kan jaringan kelompok radikal terorisme hanya berdasarkan offline. Kita harus datang ke pesantren atau pengajian tertentu, tapi sekarang itu orang bisa ke ‘syaikh’ Google, langsung jadi radikal. Ini salah satu tantangannya,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *